Jumat, 02 Januari 2015

Potensi Tapioka dan Mocaf

Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang tumbuh subur di Indonesia. Pada saat krisis pangan atau langkanya komoditas beras, singkong merupakan alternatif pengganti beras walau hanya dimanfaatkan oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.
Permintaan singkong dunia, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifikan Kebutuhan singkong dunia mencapai 220 juta ton per tahun. Indonesia merupakan produsen terbesar ketiga setelah Nigeria dan Brazil. Pertumbuhan jumlah produksi singkong di Indonesia meningkat, pada tahun 2013 sebanyak 1,2 juta ton singkong (tepung singkong ), tahun 2014 produksi nasional tepung singkong menjadi 2,4 juta ton, lalu bertambah menjadi 4,8 juta ton dan pada 2016 bertambah lagi sebanyak 9,6 juta ton. Permintaan singkong dari China setiap tahun mencapai lebih dari 5 (lima) juta ton dengan nilai US$ 150 juta atau setara Rp 1,3 triliun, setiap tahun Indonesia hanya mampu memasok 15% dari total permintaan China (Benny Kusbini, Presiden Direktur PT Mitratani Agro Unggul).

Gambar 1.  Indonesia  Sebagai Negara Produsen  Ubi Kayu Terbesar Ketiga Di Dunia


Gambar 2. Indonesia Sebagai  Negara Exportir  Tapioka Ketiga Di Dunia 





Dilihat dari semakin meningkatnya permintaan komoditas singkong, baik dari dalam maupun luar negeri, prospek usaha dibidang produksi singkong di masa mendatang sungguh sangat menjanjikan keuntungan. Selain itu secara agroklimat dan ketersedian lahan, proses produksi singkong di Indonesia juga sangat mendukung sehingga prospek usaha produksi singkong di massa mendatang akan sangat cerah dengan sekmen pasar yang akan semakin meningkat.


Gambar 3. Permintaan Pasar Dunia Singkong (Cassava)

 

Permintaan akan komoditas singkong tidak hanya pada sektor pangan. Krisis energi yang terjadi bebrapa tahun belakangan ini, menjadikan masyarakat harus mampu mencari pengganti bahan baku energi yang terbaharukan seperti biodiesel. Singkong adalah salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan baku energi terbaharukan untuk dibuat biodiesel. Terkait dengan program pemerintah dengan pencampuran bahan baku biofuel dengan bahan baku minyak.
Dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi Kalimantan Timur saat ini dan untuk memenuhi aspirasi yang berkembang di masyarakat mengenai tantangan lima tahun ke depan serta memperhatikan amanat konstitusional, serta untuk mewujudkan motto, “Kaltim Bangkit 2014”, sesuai dengan visi pembangunan Kalimantan Timur “Mewujudkan Kalimantan Timur sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Menuju Masyarakat Adil dan Sejahtera”.

CV. BORNEO CASSAVA
Melayani permintaan pembelian bibit singkong gajah dan tepung mocaf serta siap menampung hasil panen singkong anda.
Silahkan mengubungi kami di: cvborneocassava@gmail.com atau
1. H. A. Zaini (085246631816/ 085391258739)
2. Dedy (081347632342)
3. Sofian (081347717816)
4. Siswono (081346338327)

Kamis, 01 Januari 2015

Sistematika Singkong Gajah

Sistematika dari singkong gajah adalah sebagai berikut :

Kerajaan :    Plantae
Divisi      :    Magnoliophyta
Kelas       :    Magnoliopsida
Ordo        :    Malpighiales
Famili     :    Euphorbiaceae
Bangsa    :    Manihoteae
Genus     :    Manihot
Spesies    :    Manihot  esculenta

Singkong gajah adalah tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tingginya, dengan cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi umbi akar yang dapat dimakan. Dalam rangka penelitian dan pengkajian yang telah dilakukan LSM BEC dengan berbagai media tanam, input teknologi, dan jenis tanah yang berbeda menghasilkan variasi umbi basah cabutan per stek pada umur 9 bulan dengan berat 7 kg – 42 kg.

Dari berbagai sampel cabutan Singkong Gajah dengan umur antara 4 – 9 bulan memiliki rasa yang enak dan gurih dengan tekstur empuk bahkan ada nuansa rasa ketan. Berbagai jenis olahan singkong basah menjadi makanan diperoleh kualitas yang bagus antara lain berupa keripik, gethuk, tape dan bahan sayur pengganti kentang, dan lainnya yang memiliki potensi Ekonomi yang cukup tinggi.
Umbi umur 9 – 12 bulan mempunyai kadar pati yang tinggi sehingga berpotensial sebagai bahan chip gaplek, tepung tapioka, tepung mocaf (pengganti gandum) dan bioethanol. Dengan demikian singkong gajah akan memiliki potensi strategis secara Nasional sebagai bahan pangan dan  bahan bakar nabati (energi).

Secara fisik singkong gajah memiliki sistem perakaran yang kuat sehingga memungkinkan bisa menyerap (menahan) air dan sangat berguna bagi keperluan irigasi dan pengendalian banjir. Sedangkan pertumbuhan batang, cabang dan daun mencapai tinggi 5 meter. Tumbuhan ini mempunyai potensi tinggi dalam penyerapan CO2, dengan demikian keberadaan Singkong gajah besar peranannya bagi pengendalian ekosistem.

Kandungan Sianida yang relatif rendah pada Singkong gajah terlihat pada daun yang bisa langsung dimakan oleh ternak (ayam, kambing, dan sapi) tanpa menimbulkan pengaruh negatif pada ternak tersebut. Hal itu juga terlihat pada umbinya, karakteristik semacam ini mempunyai nilai lebih baik dibandingkan dengan varietas singkong lainnya walaupun mempunyai produktivitas yang tinggi namun tidak dapat langsung dimakan oleh ternak maupun manusia, disebabkan tingkat Kandungan Sianida yang tinggi membuat jenis singkong variates yang lain beracun dan apabila dalam pengolahannya tidak  menggunakan metode yang benar akan membahayakan mahluk hidup dan merusak lingkungan.

Potensi kandungan Tepung pada Singkong gajah akan mencapai titik maksimum pada umur tanaman antara 9 – 12 bulan, dengan demikian apabila Industri Tepung Tapioka mengunakan bahan baku dari Singkong gajah sebaiknya  pada umur panen tersebut.

Sehubungan dengan kondisi iklim di Kalimantan Timur yang sulit dibedakan antara musim penghujan dan kemarau, maka penanaman Singkong gajah maupun panen di Kalimantan Timur sangat diuntungkan Dengan demikian penyediaan bahan baku untuk industri Tepung Tapioka dapat dilakukan setiap saat dengan rotasi tahunan tanpa memandang hari maupun bulan dengan luasan areal yang besar tersedia. Perlu diwaspadai adanya siklus musim kering sepuluh tahunan sekali di mana bahaya kekurangan air bisa muncul, maka di dalam metode  penanaman singkong gajah dalam skala luas harus ada penyediaan tandon air yang difasilitasi dengan mesin pompa air. Pemanfaatan air dan mesin ini sangat diperlukan khususnya pada waktu panen umbi.





CV. BORNEO CASSAVA
Melayani permintaan pembelian bibit singkong gajah dan tepung mocaf serta siap menampung hasil panen singkong anda.
Silahkan mengubungi kami di: cvborneocassava@gmail.com atau
1. H. A. Zaini (085246631816/ 085391258739)
2. Dedy (081347632342)
3. Sofian (081347717816)
4. Siswono (081346338327)

Asal Mula Singkong Gajah

Penelitian singkong yang juga terkenal dengan sebutan singkong gajah ini memakan waktu relatif lama. Prof. Dr. Ir. Ristono MS. menghabiskan waktu sekitar 10 tahun, dari tahun 1992 sampai 2002, dengan melakukan serangkaian percobaan seperti pencangkokan singkong lokal dengan singkong karet. Setelah sukses bereksperimen, singkong berukuran jumbo dengan varietas yang layak untuk dikonsumsi pun ditemukannya dan mulai dikembangkan pada tahun 2008.

Pada akhirnya dilakukan kesepakatan untuk memberikan nama varietas singkong tersebut. Berbagai usulan muncul dengan hasil akhir ada tiga nama yang perlu dipertimbangkan yaitu : Genjah, Lembuswana, dan Gajah. Atas pertimbangan yang mendalam untuk berbagai kepentingan maka diputuskan nama varietas Singkong Unggul yang dikembangkan oleh BEC (Borneo Environmental Community) tersebut adalah SINGKONG GAJAH, dimana keunggulan varietas ini terletak pada :
(1)  berat umbi,
(2)  kemudahan penanaman,
(3)  bisa langsung dikonsumsi sebagai bahan makanan pengganti beras dengan rasa ketan, dan
(4)  umur panen 6 – 10 bulan.



CV. BORNEO CASSAVA

Melayani permintaan pembelian bibit singkong gajah dan tepung mocaf serta siap menampung hasil panen singkong anda.

Silahkan mengubungi kami di: cvborneocassava@gmail.com atau

1. H. A. Zaini (085246631816/ 085391258739)

2. Dedy (081347632342)

3. Sofian (081347717816)

4. Siswono (081346338327)

Singkong; menuju kestabilan pangan Indonesia

Pada dasarnya Kebutuhan singkong di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Ini terjadi karena singkong menjadi pengganti karbohidrat utama setelah beras. Seperti data pada tabel berikut.

Tabel 1. Proyeksi Konsumsi Tanaman Singkong

No    Tahun    Jmlh Penduduk     Konsumsi per Kapita     Jmlh Konsumsi            
                            (Juta Jiwa)*                      (Kg)*                          (Ton)

1        2010             234.181                           18,4                             4.309
2        2011             236.954                           19,1                             4.526
3        2012             239.687                           19,8                             4.746
4        2013             242.376                           20,5                             4.969
5        2014             245.021                           21,2                             5.194
Pertumbuhan (%)           1,13                       3,60                                  4,78
Sumber : Renstra, Badan Ketahanan Pangan
(*) Jumlah penduduk tumbuh 1,13 % per tahun


Kalimantan Timur mempunyai potensi untuk meningkatkan kestabilan pangan dengan pengelolaan tanaman singkong gajah melalui diversifikasi konsumsi pangan, pengembangan industri pangan berbasis tepung, dan pangan lokal. Singkong adalah salah satu dari berbagai ragam pangan yang dapat dikembangkan. Selama ini singkong hanya diolah menjadi makanan tradisional seperti keripik, tape dan makanan lainnya karena memang tingkat produktivitas yang masih rendah, namun saat ini setelah ditemukannya varietas baru dari singkong yaitu Varietas singkong gajah yang mampu berproduksi hingga 50kg per pohon.

Singkong tidak lagi hanya digunakan sebagai bahan baku makanan tradisional tetapi komoditi ini dapat ini di olah menjadi tepung yang setara dengan tepung terigu atau yang sering kita sebut dengan tepung mocaf (modified cassava flour) hasil tepungnya sudah tiada rasa dan aroma singkong lagi bahkan kelebihannya daya tahan tepung ini lebih tahan lama jika di banding dengan terigu, dan bahkan singkong gajah kini dapat di buat sebagai bahan baku bioetanol.

Oleh karena itu singkong gajah merupakan suatu komoditi asli yang berasal dari Kalimantan Timur yang memiliki prospek pengembangan yang sangat cerah sebagai tanaman pangan yang sekarang dapat digunakan sebagai bahan baku Industri tepung, dengan peningkatan produksi singkong gajah di Kalimantan Timur di harapkan semua kebutuhan pangan di Indonesia dapat teratasi, sehingga Indonesia tidak perlu mengimpor tanaman pangan dari luar negeri.





CV. BORNEO CASSAVA
Melayani permintaan pembelian bibit singkong gajah dan tepung mocaf serta siap menampung hasil panen singkong anda.
Silahkan mengubungi kami di: cvborneocassava@gmail.com atau
1. H. A. Zaini (085246631816/ 085391258739)
2. Dedy (081347632342)
3. Sofian (081347717816)
4. Siswono (081346338327)